Pentingnya Menghitung Laba Operasional secara Tepat dan Benar! – Menjalankan bisnis bukan sekadar soal menjual produk atau jasa, tetapi juga bagaimana Anda memahami setiap angka yang muncul di laporan keuangan. Salah satu angka paling penting yang sering luput diperhatikan adalah laba operasional. Angka ini tidak hanya menggambarkan keuntungan semata, melainkan juga efisiensi dan kesehatan operasional bisnis Anda. Dengan menghitung laba operasional secara tepat, Anda bisa menilai apakah strategi yang diterapkan benar-benar efektif, atau justru ada bagian yang perlu diperbaiki.
Sebelum kita melangkah lebih jauh, pastikan Anda memiliki sistem pencatatan yang akurat. Banyak pemilik usaha merasa kesulitan karena data keuangan mereka tersebar, manual, atau tidak teratur. Jika Anda ingin memastikan semua pencatatan dan perhitungan berjalan efisien, hubungi kami di sini untuk mendapatkan konsultasi gratis seputar aplikasi kasir IPOS yang siap membantu bisnis Anda lebih terorganisir sejak awal.
Table of Contents
Apa itu Laba Operasional?
Laba operasional (operating profit) adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas utama bisnis setelah dikurangi beban operasional, seperti biaya gaji, sewa tempat, listrik, dan biaya pemasaran, tetapi sebelum memperhitungkan pajak dan bunga pinjaman. Dengan kata lain, laba operasional menunjukkan seberapa efisien perusahaan menghasilkan keuntungan dari kegiatan sehari-harinya, tanpa dipengaruhi faktor eksternal seperti investasi atau pendanaan.
Perhitungan dasar laba operasional dapat dirumuskan sebagai :

Contohnya, jika toko Anda memperoleh pendapatan Rp100 juta dalam sebulan dengan HPP Rp60 juta dan beban operasional Rp20 juta, maka laba operasional Anda adalah Rp20 juta. Angka ini bisa dijadikan tolok ukur utama dalam menilai kinerja bisnis, yaitu apakah kegiatan operasional sudah menghasilkan keuntungan yang optimal atau masih ada kebocoran di dalamnya.
Setiap angka dalam laporan keuangan memiliki cerita, dan laba operasional adalah salah satu yang paling jujur menggambarkan kondisi bisnis Anda. Angka ini tidak hanya mencerminkan keuntungan, tetapi juga efisiensi dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Karena itu, penting bagi setiap pemilik usaha untuk benar-benar memahami mengapa menghitung laba operasional secara tepat menjadi fondasi utama pengambilan keputusan yang bijak. Berikut beberapa alasan mengapa hal ini sangat penting bagi bisnis Anda :
Mengetahui Efisiensi Bisnis dengan Menghitung Laba Operasional
Dengan menghitung laba operasional, Anda bisa menilai apakah strategi bisnis yang dijalankan sudah efisien. Misalnya, jika pendapatan meningkat namun laba operasional tidak ikut naik, berarti ada masalah di sisi biaya operasional yang membengkak. Dari sinilah Anda bisa menelusuri bagian mana yang perlu diperbaiki, apakah pada distribusi, tenaga kerja, atau pengeluaran rutin lainnya.
Laba operasional yang sehat menandakan bahwa bisnis Anda mampu mengelola sumber daya dengan baik, meminimalkan pemborosan, dan memaksimalkan hasil dari aktivitas inti perusahaan.
Dasar Pengambilan Keputusan
Keputusan bisnis yang cerdas selalu berangkat dari data yang akurat. Ketika Anda memahami laba operasional dengan benar, Anda akan lebih mudah menentukan langkah strategis seperti kapan saat yang tepat menambah cabang, memperluas produk, atau meningkatkan kapasitas produksi.
Laba operasional juga menjadi indikator apakah bisnis siap menghadapi investasi baru. Jika trennya stabil atau meningkat, berarti bisnis cukup kuat untuk menanggung ekspansi tanpa membahayakan cash flow utama.
Coba gratis aplikasi kasir IPOS untuk membantu Anda menghitung laba operasional secara otomatis, mencatat pengeluaran secara rinci, dan menampilkan laporan keuangan yang akurat sehingga keputusan bisnis Anda selalu berbasis data, bukan sekadar perkiraan.
Indikator Kesehatan Bisnis
Bagi investor, mitra, maupun pihak pemberi pinjaman, laba operasional adalah “jantung” dari laporan keuangan. Nilainya menunjukkan apakah bisnis benar-benar menghasilkan keuntungan dari aktivitas inti, bukan dari penjualan aset atau sumber pendapatan lain yang tidak berkelanjutan.
Jika laba operasional menurun secara konsisten, itu menjadi sinyal awal bahwa ada masalah di area produksi, efisiensi kerja, atau manajemen biaya. Dengan memahami tren ini sejak dini, Anda bisa segera melakukan evaluasi dan perbaikan sebelum dampaknya semakin besar.
Membedakan dari Laba Bersih
Banyak pebisnis yang masih salah kaprah menganggap laba operasional sama dengan laba bersih. Padahal, laba bersih sudah dikurangi berbagai faktor non-operasional seperti bunga pinjaman dan pajak, sementara laba operasional hanya berfokus pada hasil dari kegiatan utama bisnis.
Dengan memahami perbedaannya, Anda tidak akan tertipu oleh angka keuntungan akhir yang mungkin tampak besar karena adanya faktor sementara, misalnya penjualan aset atau potongan pajak. Laba operasional membantu Anda melihat kemampuan murni bisnis untuk bertahan dan tumbuh dari aktivitas sehari-hari tanpa bantuan faktor luar.
Menjadi Dasar Evaluasi dan Perencanaan Jangka Panjang
Laba operasional bukan sekadar angka bulanan, ia menjadi dasar penting dalam menyusun proyeksi keuangan dan rencana jangka panjang. Dari data laba operasional, Anda dapat memperkirakan tren profitabilitas, mengatur anggaran yang lebih realistis, dan menyiapkan strategi pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dengan menghitung laba operasional secara konsisten, Anda juga bisa menilai dampak dari setiap perubahan yang dilakukan, seperti peningkatan biaya produksi atau strategi pemasaran baru. Ini membantu Anda memahami apakah keputusan yang diambil benar-benar membawa hasil positif bagi bisnis.
Kesalahan Umum saat Menghitung Laba Operasional
Walaupun rumusnya terlihat sederhana, banyak bisnis yang keliru ketika menghitung laba operasional. Kesalahan ini bisa membuat laporan keuangan menjadi menyesatkan dan berujung pada keputusan yang salah. Berikut beberapa kesalahan umum yang perlu Anda hindari :
1. Mencampur Biaya Operasional dan Non-Operasional
Kesalahan paling sering terjadi adalah mencampur biaya yang tidak berkaitan langsung dengan kegiatan utama bisnis ke dalam perhitungan laba operasional. Misalnya, biaya bunga pinjaman atau investasi jangka panjang. Padahal, biaya-biaya tersebut harus dikeluarkan dari perhitungan laba operasional karena tidak berhubungan dengan kegiatan sehari-hari.
2. Tidak Memasukkan Penyusutan Aset
Penyusutan sering diabaikan karena dianggap tidak memengaruhi kas langsung. Padahal, penyusutan mencerminkan berkurangnya nilai aset seperti mesin, kendaraan, atau peralatan toko yang digunakan untuk operasional. Mengabaikan komponen ini membuat laba operasional terlihat lebih besar dari kenyataan.
3. Salah Mencatat Beban Pemasaran dan Gaji
Kadang, pengeluaran untuk promosi atau gaji karyawan tidak dimasukkan dalam beban operasional karena dianggap “tidak rutin”. Padahal, dua komponen ini justru termasuk bagian paling utama dari biaya operasional.
4. Tidak Menggunakan Data yang Terbaru
Kesalahan perhitungan bisa muncul karena data yang digunakan tidak up to date. Misalnya, menggunakan stok lama atau harga pokok yang belum diperbarui.
5. Menghitung Secara Manual Tanpa Sistem
Banyak pelaku usaha kecil menghitung laba operasional secara manual menggunakan spreadsheet. Padahal, semakin banyak transaksi, semakin tinggi risiko human error.
Bayangkan Anda memiliki toko ritel yang setiap bulan menghasilkan omzet Rp200 juta. Dari jumlah itu, HPP tercatat Rp120 juta dan beban operasional Rp50 juta. Berdasarkan rumus, laba operasional seharusnya Rp30 juta.
Namun, karena Anda lupa memasukkan biaya penyusutan peralatan sebesar Rp5 juta dan mencampur biaya bunga pinjaman Rp3 juta ke dalam laporan, hasil perhitungannya menjadi salah: laba operasional tampak Rp35 juta, padahal kenyataannya Rp25 juta.
Perbedaan Rp10 juta itu bisa menyesatkan strategi bisnis Anda. Mungkin Anda berpikir bisnis sedang untung besar, lalu menambah cabang baru, padahal kondisi sebenarnya belum cukup stabil. Inilah pentingnya menghitung laba operasional secara benar, karena satu angka yang salah bisa membawa dampak panjang bagi keputusan bisnis.
Tips Memaksimalkan Laba Operasional
Selain menghitung dengan benar, Anda juga perlu strategi untuk meningkatkan laba operasional. Beberapa langkah yang bisa Anda lakukan antara lain:
- Tingkatkan Efisiensi Biaya Produksi.
Gunakan teknologi untuk mengurangi pemborosan bahan baku atau waktu kerja. - Pantau Beban Operasional Secara Real-Time.
Gunakan dashboard laporan keuangan agar Anda bisa melihat tren pengeluaran secara langsung dan mengambil tindakan cepat bila ada lonjakan biaya. - Tingkatkan Produktivitas Tim.
Memberi pelatihan atau insentif bisa mendorong kinerja karyawan, yang berdampak pada peningkatan hasil operasional. - Evaluasi Produk dan Harga Jual.
Pastikan margin keuntungan sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Jika terlalu kecil, pertimbangkan strategi harga atau efisiensi baru.
Menghitung laba operasional adalah langkah penting yang tidak boleh diabaikan oleh pemilik usaha. Angka ini memberi gambaran seberapa efisien bisnis Anda berjalan dan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari aktivitas inti. Kesalahan dalam perhitungan, sekecil apa pun, bisa menimbulkan dampak besar pada pengambilan keputusan strategis.
Dengan sistem yang tepat, Anda tidak hanya bisa menghitung dengan akurat, tetapi juga memantau performa bisnis secara keseluruhan. Karena itu, pastikan Anda tidak bekerja secara manual lagi. Gunakan solusi digital yang bisa membantu Anda lebih fokus pada pengembangan bisnis.
Jika Anda ingin sistem yang mampu mencatat transaksi, menghitung laba operasional, hingga mengelola penjualan konsinyasi dengan mudah, hubungi kami untuk mendapatkan konsultasi gratis seputar aplikasi kasir IPOS yang memiliki fitur lengkap dan ramah pengguna. Dengan IPOS, bisnis Anda bisa berjalan lebih efisien, transparan, dan menguntungkan.






